Sabtu, 05 Juli 2014

Sejarah Blue Film

Film Biru atau film porno (pornographic films) adalah film yang dibuat dengan tujuan mempertontonkan kegiatan seks, baik kegiatan seks yang lazim maupun tidak (berhubungan dengan sesama jenis, dengan binatang, atau menggunakan alat-alat pembantu seks). Kehadirannya di jagat hiburan sejak dulu hingga hari ini terus menimbulkan kontroversi. Bagi sebagian orang, kehadiran film Biru merupakan hiburan, atau stimulus sebelum berhubungan intim. Namun bagi sebagian orang lain, film Biru justru merusak kaum muda karena mereka tidak dapat melampiaskan hasrat mereka, sehingga memicu munculnya kasus pemerkosaan, pelecehan seksual, bahkan tidak sedikit yang menderita kelainan seksual (baik secara orientasi maupun secara fungsi biologisnya).

Lepas dari kontroversi itu, film Biru kini menjadi industri terbesar di dunia yang persentase omsetnya terus
meningkat dari tahunke tahun.Reuters pernah mencatat bahwa di tahun 2004 saja, dalam 1 tahun sedikitnya ada 11,000 judul film Biru yang dirilis dan telah terjual hingga jutaan keping. Film Biru merupakan industri multi-billion-dollar yang diprediksi akan terus membesar dan menggurita di seluruh dunia.


Orang yang paling bertanggung jawab atas munculnya genre film Biru yang juga dikenal dengan sebutan Blue Film (BF) ini adalah Produser Eugene Pirou dan Sutradara Albert Kirchner (yg lebih dikenal dengan nama samaran Lear). Keduanya adalah sineas Perancis yang memperkenalkan film Biru pada dunia. Film Biru pertama yang mereka buat berjudul Le Courcher de la Marie (1896). Film berdurasi 7 menit ini mempertontonkan adegan striptease yang dilakukan Louise Willy (pemeran wanita dalam film itu). Walau tidak mempertontonkan adegan intercourse (hubungan seksual) sedikit pun, namun film ini sudah dianggap sebagai film Biru pertama karena mempertontonkan adegan erotis.


PERKEMBANGAN FILM BIRU
Film Biru dari negara Argentina, El Sartorio (1907) merupakan film Biru pertama yang mempertontonkan adegan hubungan badan, di mana dalam film berdurasi 10 menit itu diperlihatkan tiga orang wanita yang sedang mandi di sungai, lalu bersenggama satu dengan yang lain (berhubungan sejenis alias lesbi). Kemudian muncul setan yang memaksa ketiga wanita itu berhubungan dengannya secara oral. Film ini merupakan film pertama pula yang memperlihatkan alat genital pria dan wanita secara close-up saat sedang berhubungan intim.

Sementara film yang mempertontonkan adegan masturbasi pertama adalah film Am Abend (1910) produksi Jerman. Dalam film berdurasi 10 menit ini, ditampilkan seorang wanita yang melakukan masturbasi di tempat tidurnya. Selain bermasturbasi, sang wanita diperlihatkan melakukan fellatio (oral) dan penetrasi anal dengan tangannya.

Film Biru makin menyebar dan populer terutama di tahun 1920an dan sering diputar di bioskop-bioskop. Namun karena dikecam banyak orang - dianggap merusak moral - maka film ini kemudian diproduksi dan diedarkan secara sembunyi-sembunyi.  

Di tahun 1960, film Biru mengalami perubahan yang cukup signifikan, di mana adegan seksual ditampilkan sangat terbuka dan dalam durasi yang cukup panjang. Film Eropa I Am Curious Yellow (1967) dan Language of Love (1969) merupakan film yang menampilkan adegan seks dengan durasi yang cukup panjang dan dibuat dalam bentuk semi-dokumenter. Makin maraknya industri perfilman porno, dan munculnya tekanan agar film genre ini diberikan ruang yang layak untuk berkembang, akhirnya membuat pemerintah Eropa setuju untuk memberikan kebebasan bagi para sineas film porno untuk mengembangkan sayap industri perfilman genre ini. Adalah Denmark yang merupakan negara pertama yang melegalkan pornografi hardcore di tahun 1969, disusul Belanda. Sejak itu, film porno berkembang pesat di Eropa dan menjadi lahan bisnis yang sangat menguntungkan. 

Tahun 1970 merupakan tahun awal kebangkitan film porno dengan diijinkannya bioskop untuk kaum dewasa (adult theathers) berdiri di hampir semua negara di Eropa dan Amerika. Seiring dengan itu, toko-toko yang menjual produk seks (sex shops) pun mulai menjamur. Film porno mulai dipandang sebagai sebuah karya seni dan tidak lagi dibuat asal-asalan. Denmark menjadi negara pertama yang membuat film porno berdurasi panjang dengan bujet tinggi. Tiga film pertama mereka yang dirilis secara internasional adalah Bordellet (1972), mini seri the Bedside Films (1970-1976), dan mini seri The Zodiac Films (1973 - 1978) menjadi film porno hardcore legendaris dalam sejarah perfilman Denmark dan menjadi film yang paling banyak ditonton hingga hari ini. 

Variasi dan sub-genre film porno pun banyak bermunculan di era ini. Boys in the Sand (1971), merupakan film porno bersub-genre gay pertama yang dirilis. Film ini pun menjadi film pertama yang menayangkan nama para pemeran dan kru pendukung film dalam credit-nya. Sementara film Deep Throat (1972) menjadi film pertama bergenre Porno-Chic.

Memasuki era 1980an, peredaran film porno semakin mendapat dukungan dengan munculnya video. Dengan adanya teknologi video dan camcoder, dapat memungkinkan para produser film ini untuk membuat film dengan kualitas yang lebih baik dan bujet yang lebih bisa ditekan. Dengan demikian, maka era film porno berbujet besar berakhir, berganti dengan film porno berbujet "murah meriah". Hal ini memungkinkan banyak sineas film porno untuk membuat ratusan film porno dengan menggunakan bintang yang sama, dan dengan harga yang relatif lebih murah. Akibatnya, video film porno yang diperani artis yang sama banyak beredar dan orang dengan cepat mengiingat para bintang itu. Tidak heran jika di era ini banyak melahirkan bintang porno populer dan legendaris seperti Ron Jeremy, Christy canyon, Ginger Lynn, John Holmes, dan Traci Lords.  

Di era 1990an, teknologi DVD memungkinkan pembuatan film dengan kualitas gambar dan suara yang jauh lebih baik. Hal ini membantu film porno untuk tampil lebih baik lagi dan semakin disuka penggemarnya. Teknologi internet pun berperan sangat besar dalam meningkatkan volume penjualan film-film porno. Bahkan beberapa rumah produksi film porno memberikan kemudahan unduh (down-load) film porno, baik secara gratis, berlangganan, peer-to-peer file sharing, hosting services, atau pay-per-view.

Yang patut dicatat di era ini adalah berdirinya Zentropa, rumah produksi film asal Denmark tahun 1998, yang menjadi perusahaan mainstream pertama di dunia yang mengkhususkan diri pada produksi film porno genre hardcore. Film hardcore pertama mereka adalah Constance (1998), yang disutradarai oleh Knud Vesterskov.  Film porno yang diperani Katja Kean, Anais, dan Mark Duran ini merupakan film porno pertama yang dikhususkan bagi penonton wanita.Di tahun yang sama, Zentropa juga merilis film Idioterne (1998), besutan sutradara Lars von Trier. Film ini merupakan film porno pertama yang meraih banyak penghargaan dan mendapat nominasi Golden Palm di Cannes. Dalam film ini, selain menampilkan adegan multipel ereksi yang dilakukan para aktornya, juga adegan orgy (seks rame-rame) yang direkam secara close up.

Tahun 1999, TV Kabel Kanal Kobenhavn dari Denmark menjadi televisi pertama yang menayangkan flm porno hardcore di malam hari. Film-film itu ditayangkan tanpa sensor dan bebas ditonton oleh siapapun yang tinggal di area Copenhagen. 

Dan di era abad 21 ini, film porno hadir lebih canggih lagi. Beberapa rumah produksi sudah mulai memanfaatkan fasilitas blue-ray dan HD-Video untuk merekam film mereka. Di awal abad 21 - tepatnya tahun 2000 - muncul sub-genre baru yang dikenal dengan sebutan Alt Porn (Alternative Pornography, beberapa kalangan menyebutnya sebagai Porno Estetic / Aesthetic Porn), yaitu film porno yang melibatkan orang-orang dari kalangan punk, gothic, dan raver. Kebanyakan artis dalam film ini adalah orang bertato, piercing, dan scarification. 

MENGAPA DISEBUT "BLUE FILM"? 
Sebuah pertanyaan "besar" yang selalu menggayut di dalam benak Anda, adalah "Mengapa film porno sering disebut Blue Film / Film Biru? Apakah teknik pembuatan filmnya menggunakan Blue Screen seperti yang biasa dilakukan film2 berteknologi tinggi? Ataukah film ini awalnya dibuat di ruang berwarna biru?"

Sebenarnya istilah ini diambil dari istilah "Blue Law", yaitu hukum yang diterapkan oleh kaum puritan (kaum agama beraliran keras) di beberapa negara bagian Amerika. "Blue Law" diberlakukan bagi orang-orang yang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama, seperti mengonsumsi minuman beralkohol (terutama di hari Minggu), mengosumsi narkoba, serta melakukan hal-hal tidak terpuji lain.

Hukum ini sendiri diberlakukan sejak abad 17 oleh Reverend Samuel Peters (1735 - 1826) di Conneticut. Dasar hukumnya sendiri dituangkan dalam bukunya yang berjudul General History of Conneticut (1781). Mengapa Reverend Peters memakai "Blue", bukan warna lain? Sebuah versi mengatakan, saat buku Reverend Peters dirilis, sampul bukunya menggunakan warna biru. Karena itulah, maka sejak itu peraturan dan hukum yang dituang dalam buku Reverend Peters dikenal dengan sebutan "Blue Laws". 

Sejak saat itu, maka hal-hal yang berbau tabu, dosa, dekadensi moral, dan lain-lain dikonotasikan dengan warna biru (blue), termasuk Blue Film

ARTI KATA BOKEP
Sementara arti kata Bokep sendiri ternyata berasal dari kata BF yang merupakan singkatan dari Blue Film atau Film Biru. Kebanyakan orang mengucap kata BF adalah dengan kata Be eP, kecuali untuk orang yang fasih. Jika ditelaah lebih jauh ternyata ada bahasa gaul yang terjadi karena penggabungan kata OK di tengahnya. Misal : B – OK – AP menjadi Bokap, G – OK – il menjadi Gokil dll. Sementara B – OK – EP menjadi Bokep. Sangat logis bukan?

Untuk versi yang lain, Arti Kata Bokep adalah sebuah singkatan dari BObol KEPerawanan. Ini juga masuk di akal. Kenapa? Karena sebagian besar dan hampir semua gambar bokep bercerita tentang hal – hal yang berkaitan dengan aktifitas bobolnya keperawanan wanita. He…he… Dilarang berotak mesum!!!!! 

KATAGORI FILM BIRU
Sebenarnya secara garis besar, film Biru itu terbagi dalam 2 kategori, yaitu Softcore dan Hardcore. Perbedaannya :  

1. SOFTCORE :
Adalah genre yang biasanya kita kategorikan sebagai film "semi" dimana secara garis besar film ini hanya menampilkan adegan wanita / pria setengah telanjang dan melakukan adegan seksual namun tidak menampilkan adegan penetrasi intim.

2. HARDCORE : 
Adalah genre yang menampilkan adegan seksual yang vulgar. Kegiatan hubungan seksual, mulai dari foreplay hingga finishing act, ditampilkan secara eksplisit.

Ada pun Hardcore memiliki beberapa sub-genre, diantaranya ;
BBW (Big Beautiful Women) :
Genre Biru yang mempergunakan artis wanita bertubuh besar / over-weight / obesitas.


BIG BREAST / GINORMOUS TITS / BIG BOOTS / BIG BUST : 
Genre Biru yang menggunakan artis wanita berdada besar. Genre ini punya dua tipe artis : Artis Wanita yang dadanya hasil implant dan Artis Wanita berdada besar secara natural.


BIG COCK : 
Film Biru yang menggunakan aktor berpenis besar.


BIG BUTT : 
Genre Biru yang menampilakn wanita berbokong  besar. Genre ini sering mempertontonkan adegan erotisasi di bagian pantat dan bokong, sehingga sering disalahpahami sebagai film bergenre Anal Porn.

MILF :
Merupakan singkatan dari "Mother I'd Love to Fuck". Istilah ini sebenarnya sudah digunakan puluhan tahun lalu di internet,namun baru populer di awal tahun 2000 setelah digunakan di film American Pie (1999). MILF merupakan sub-genre film Biru yang menggunakan artis wanita berusia 25 - 50 tahun yang melakukan hubungan intim dengan pria berusia muda.
Di Inggris, sub-genre ini dikenal dengan sebutan Yummy Mummy. 

TEEN PORN ; 
Sering pula dikenal dengan istilah Barely Legal, yang menampilkan artis muda berusia 18 - 19. Film ini menggunakan istilah "Barely Legal" karena di beberapa negara, remaja berusia 18 dilarang melakukan hubungan seksual, apalagi memperagakannya dalam sebuah tontonan komersil.

PRE-TEEN PORN / ADOLESCENT : 
Merupakan film Biru yang menggunakan artis berusia sangat muda / pre teen (di bawah 10 tahun)atau pra-remaja (usia 10-12 tahun). Di beberapa negara, jenis film ini masuk kategori Child Porn yang sangat dilarang.

EROTIC PRETEEN VIDEO : 
Adalah film non-pornografi atau film simulasi yang menampilkan artis pra-remaja yang menampilkan gerakan erotis untuk memancing fantasi penonton.

LOLICON : 
Merupakan film animasi yang menunjukkan hubungan intim yang dilakukan wanita muda seperti anak-anak. Di Jepang, film demikian disebut dengan Hentai. Lawan dari Lolicon adalah Shotacon (animasi yang memperlihatkan pria muda berperawakan seperti anak-anak melakukan hubungan intim).



HAIRY : 
Merupakan genre Biru yang banyak menampilkan adegan bagian tubuh artis yang berbulu. Para artis / aktor yang beradegan di film ini biasanya tidak menyukur bagian-bagian tubuhnya yang berbulu (seperti ketiak dan selangkangan), dan hubungan intim seringkali dilakukan di tempat-tempat yang berbulu itu, terutama sekali di bagian ketiak.

LEG AND FEET : 
Merupakan film Biru yang sangat menekankan pada erotisme yang dilakukan pada kaki dan pangkal paha wanita.

TINY TITS : 
Genre ini menampilkan wanita-wanita muda berdada kecil. Biasanya aktris yang beradegan dalam film ini adalah para remaja, sehingga kadang genre ini sering tumpang-tindih dengan genre lain seperti Teen Porn, dan Lolita Porn.

ALBINO : 
Seperti namanya, maka artis / aktor yang bermain di film ini adalah orang albino (penderita kelainan pigmen pada kulit). Beberapa penonton menganggap kelainan pada kulit orang albino merupakan tontonan yang cukup erotis.

ALT PORN : 
Para artis dalam genre ini adalah orang-orang bertato, piercing, rambut dicat warna, dan bergaya gothic, punk rock, raver, crusty, atau stoner.

BONDAGE PORN / BDSM : 
Merupakan genre yang mempertontonkan dua atau beberapa orang (berlawanan jenis) yang mengalami penganiayaan dan menikmati sakit yang diderita sebagai bentuk pelepasan hasrat seksual. BDSM sendiri merupakan singkatan dari Bondage (Pengikatan), Dominance (Pendominasian), Sadism and Masochism. Dalam BDSM, ditampilkan adegan-adegan kekerasan seperti pencambukan, perantaian, dan melukai.

RAPE PORN : 
Salah satu genre film Biru yang sering diperdebatkan adalah genre ini, karena genre ini sering dianggap sebagai genre yang mendorong pria untuk melakukan pemerkosaan pada wanita. Film bergenre ini biasanya menampilkan adegan pemerkosaan yang dilakukan oleh satu atau beberapa pria pada seorang atau beberapa wanita.

SPANKING : 
Genre Biru yang menampilkan adegan pemukulan pada bokong. Bisa dilakukan dengan tangan, ataupun benda lainnya.

WIRED : 
Genre yang cukup ekstrim di mana dalam genre ini diperlihatkan orang-orang yang mendapatkan kepuasan seksual dengan disetrum listrik.


HARD CRUSH : 
Salah satu genre yang juga ekstrim di mana dalam film bergenre ini, dipertontonkan orang-orang yang mendapatkan kepuasan seksual dengan membunuh binatang sebenarnya. Binatang yang dipakai biasanya binatang kecil dan tidak terlalu berbahaya seperti kelinci, anak kucing, dan lain-lain.

GURO / GORE : 
Genre ini berasal dari Jepang. Dulunya dikenal dengan sebutan ero Guro Nansensu, kemudian disingkat menjadi Ero Guro, sampai kemudian akhirnya dikenal dengan sebutan Guro di negara barat. Sesuai namanya, genre ini banyak melibatkan atau menampilkan adegan-adegan yang menjijikkan dan menyeramkan. Mulai dari penggunaan darah yang berlebihan, kekerasan, mutilasi, penggunaan urin, suntikan, dan feses.

RED RHAPSODY :
Merupakan genre Biru yang menampilkan adegan yang melibatkan artis wanita mengalami menstruasi, di mana fokus dari "kenikmatan" yang dilihat penonton adalah pada darah mens yang keluar dari selangkang wanita.

SCAT / BROWN : 
Adalah genre Biru yang mempertontonkan adegan orang berak, serta "memanfaatkan" feses sebagai bagian dari pemenuhan sensasi dan fantasi seksualnya (termasuk di dalamnya : Memakan feses).

MILKING : 
Genre yang menampilkan wanita memerah ASI-nya sendiri.

WATERSPORT : 
Genre yang menampilkan adegan seksual yang berhubungan dengan urin, misalnya mengencingi kepala lawan main, atau meminum air kencing langsung dari "sumbernya" (you know what I mean-lah....).


SQUIRT : 
Genre yang menampilkan adegan wanita mengalami ejakulasi.

SALIVA : 
Genre yang menampilkan banyak adegan yang mempertontonkan adegan hubungan seksual yang menggunakan ludah.


CUM-SHOT : 
Merupakan genre yang menampilkan adegan di mana pria melakukan ejakulasi dengan "menembakkan" air maninya ke lawan mainnya. Jika ejakulasi dilakukan di / ke dalam mulut lawan mainnya disebut Oral Cum-Shot. Seangkan jika ke muka, disebut Facial. 

BUKKAKE : 
Genre yang menampilkan aktris melakukan orgasme di depan banyak pria. 

CFNM (Clothed Female, Naked Male) : 
Genre ini menampilkan adegan wanita berpakaian lengkap melakukan "pelecehan seksual" terhadap pria tanpa busana. Biasanya "pelecehan" yang dialami sang pria adalah sang wanita melakukan fellatio dan / atau handjob pada pria tersebut.
Lawan dari CFNM adalah CMNF (Clothed Male, Naked Female).

CREAMPIE : 
Genre yang menampilkan pria melakukan ejakulasi di dalam vagina dan anus.

SNOWBALLING / SEMENT SWAPPING / CUM SWAPPING / SPERMUTATION :
Genre yang menampilakn adegan di mana dua orang atau lebih wanita yang melakukan hubungan dengan seorang pria. Setelah sang pria melakukan ejakulasi ke mulut salah seorang wanita, sang wanita memindahkan semen di mulutnya ke mulut wanita lain. 

DIAPER : 
Dalam genre ini, aktor atau aktris dalam film ini didandani layaknya seorang bayi yang diasuh oleh seorang pengasuh dewasa.

FISTING : 
Dalam genre ini banyak dipertontonkan adegan di mana seseorang memasukkan satu atau kedua tanganya ke dalam vagina wanita. Untuk kaum gay, genre ini biasanya mempertontonkan orang memasukkan tangannya ke dalam pantat partnernya.

INCEST : 
Genre yang mempertunjukkan adanya hubungan inses antara anak dan orang tuanya, atau anak dan saudaranya. Genre ini tergolong cukup tabu dan ekstrim sehingga dilarang di banyak negara.

JERK OFF INSTRUCTION (JOI / JOE) : 
Merupakan genre komedi yang cukup unik di mana sang pelaku mendorong para penonton untuk melakukan masturbasi bersama dengannya.

LOLITA PORN : 
Merupakan genre Biru yang menampilkan gadis berusia 18 tahunan untuk berperan sebagai anak remaja berusia lebih muda dari usia sebenarnya. Biasanya film ini berpusat pada adegan sang gadis menggoda penonton untuk berfantasi liar.

RUBBER : 
Genre yang menampilkan adegan porno yang menggunakan benda-benda dari plastik seperti karet, lateks, dan barang lainnya.

BESTIALITY :
Genre Biru yang menampilkan adegan seksual antara manusia dan binatang. 

BAREBACK : 
Genre Biru untuk gay yang menampilkan para pelakunya melakukan hubungan tanpa menggunakan kondom.

GAY PORN : 
Genre yang menampilkan hubungan seksual antara pria sesama jenis, yang biasanya menampilkan hubungan oral dan anal.


TWINK : 
Genre Biru gay yang menampilkan pria bertampang muda.

LESBIAN : 
Adalah genre yang menampilkan hubungan seksual antara wanita sesama jenis. Ada dua jenis lesbian : Girl-Girl Lesbian (tontonan yang ditujukan pada penonton pria) dan Made for Women (tontonan yang ditujukan khusus untuk wanita yg orientasi seksualnya memang lesbi). 

BISEX : 
Berbeda dengan istilah biasanya, genre ini menampilkan tontonan seorang wanita berhubungan dengan dua orang pria.

THREESOME : 
Genre ini menampilkan tontonan seorang pria berhubungan dengan dua orang wanita.

GANG BANG :
Genre yang menampilkan adegan seorang wanita / pria berhubungan seksual dengan banyak pria. Kebalikan dari Gang Bang (seorang wanita / pria berhubungan seksual dengan banyak wanita) adalah Reverse Gang Bang. 

TRANSMAN :
Genre yang menampilkan pemainnya wanita yang berubah kelamin menjadi pria.

TRANSSEXUAL : 
Adalah kebalikan dari Transman, di mana pemainnya adalah pria yang berubah kelamin menjadi wanita.

SOLO : 
Genre Biru yang menampilkan adegan sang aktris / aktor melakukan masturbasi.


DOUBLE PENETRATION (DP) : 
Merupakan genre yang menampilkan adegan seorang wanita mengalami penetrasi pada anal dan vaginal sekaligus secara bersamaan. Biasanya penetrasi dilakukan oleh dua penis atau benda lain.

0 komentar:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

Posting Komentar